Awal mula aku suka sama pelajaran matematika itu saat SMA. Padahal,
SMP aku saaaannngggaaaattt tidak suka, karena nilaiku jelek-jelek. Nah masuk
SMA, nggak tau kenapa, nilaiku itu diatas
angka 8 terus. Tapi, terkadang juga remidi sih. Aku merasa pelajaran
matematika di SMA jauh lebih mudah dari di SMP, karena cuma masalah mengotak
atik. Tapi memang, dulu waktu aku masih kelas 10, tetep aja gagap sama yang
namanya materi logaritma. Butuh penyesuaian dan pengertian yang mendalam saat
itu. Lalu masa-masa itu udah terlalui dan akupun terus berempati dengan
pelajaran matematika. Dibanding dengan fisika aku lebih memilih matematika.
Nah saat aku udah naik kelas 3, rasanya aku bimbang untuk
memilih jurusan untuk aku kuliah nanti. Sudah mencoba untuk konsultasi
berkali-kali, namun hasilnya aku masih bergonta-ganti jurusan. Dulu pertama
kali aku memilih jurusan Hubungan Internasional (HI) karena aku ingin mendalami
lebih jauh tentang bahasa inggris. Tapi ternyata harapanku pupus, karena salah
satu kakak di Nurul Fikri tempat aku intensif untuk Unas dan SBMPTN bilang “yang
namanya kuliah jurusan hubungan internasional, anak-anaknya sudah mahir bahasa
inggris, jadi mereka tinggal mempelajari materi-materinya saja”. Nah loo, dari
situ aku langsung berganti jurusan, aku kan nggak mahir bahasa inggris, lah
kalau masuk situ aku ntar nggak lulus-lulus dong. Akhirnya aku di sarankan oleh
umiku, ambil jurusan sastra inggris aja, disitu kamu gak perlu bisa bahasa
inggris, karena lebih banyak belajar sastra atau budaya-budaya. Dan akhirnya Aku
mulai mantap untuk masuk ke jurusan itu.
Unas udah dilalui, akhirnya belajar untuk tes SBMPTNpun
dikejar mati-matian. Tapi sebelum itu ternyata aku sudah berganti jurusan, aku
mikir-mikir lagi, kenapa aku nggak ambil jurusan matematika, aku kan suka sama
pelajarannya, aku juga mahir. Kata ustadzahku, kalau mau ambil jurusan itu
harus menyesuaikan dengan minat dan bakat, nggak asal pilih, kalau asal pilih,
kamu menekuni dengan rasa tidak ikhlas, itu malah sia-sia, membuang-buang uang
saja. Dan akhirnya, aku fix memilih untuk jurusan pendidikan matematika. Untuk tes
snmptn, sbmptn, mandiri UM, Unmuh, semuanya aku pilih jurusan pendidikan
matematika.
Alasan kenapa aku milih Pendidikan Matematika yang pertama
adalah karena aku punya bakat atau nilai yang baik untuk masuk kesitu, aku juga
suka pelajarannya. Yang kedua, aku kepingin matematika karena pelajaran
matematika itu sepertinya asyik, berhubungan dengan angka-angka yang banyak,
dan nggak monoton. Yang ketiga, aku masuk jurusan itu karena aku nggak suka
sama yang namanya berhubungan dengan membaca yang berlebihan, seperti pelajaran
ips, makanya karena aku tau metematika penuh angka, aku lebih tertarik. Yang ketiga,
aku terinspirasi oleh orangtua ku yang bertitel guru, mereka bukan sekedar guru
yang hanya bertugas untuk mengajar, tapi mereka juga menyisipkan atau berdakwah
untuk agama islam. Keunikan dari pilihan ku ini adalah aku menyukai pelajaran
matematika, dan aku juga ingin menjadi guru. Jadi aku memilih sesuai minat dan
bakatku. Menjadi guru adalah hal yang sangat mulia, mereka memberikan ilmu
dengan sabar, mereka mengajarkan apa yang belum tentu orang tua bisa ajarkan,
mereka memberikan ilmu yang nantinya pasti akan bermafaat selama hidup kita. Mulai
dari SD, SMP, SMA, Kuliah, yang namanya guru sama saja, mereka berjasa, mereka
patut dihormati, mereka patut diberi apresiasi.
Mereka itulah orang-orang yang membantu agar anak-anak muda
pintar menyikapi kehidupan, mereka itulah yang membuat negara kita lebih maju,
mereka itulah tonggak utama suatu bangsa sampai-sampai mereka bisa membawa anak
didiknya menuju gerbang luar negri dengan beasiswa. Guru yang berakhlak dan
bermoral juga lebih membantu, karena untuk mendidik anak jaman sekarang, perlu
didikan karakter yang membantu mereka mengahadapi jahatnya dunia luar. Guru-guru
yang berjasa itulah yang pasti dikenang sepanjang masa, walaupun mereka bukan
pahlawan, namun nama mereka telah ditulis di alam sana karena baktinya untuk
negeri tercinta. Pantas saja mereka sering disebut dengan “pahlawan tanpa tanda
jasa”. Oleh karena itu aku ingin sekali mengikuti jejak mereka. Menjadi alat
memajukan bangsa dan negara, membuat mereka lebih bermoral akhlak dan etikanya,
mengawal mereka untuk menyambut cita-cita mereka.
0 komentar:
Posting Komentar